Judul : The False Prince (The Ascendance Trilogy #1)
Penulis : Jennifer A. Nielsen
Penerjemah : Cindy Kristanto
Penyunting : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan 1, September 2013
Tebal : 392 halaman
ISBN : 978-979-229-832-1
Langsung saja, awalnya waktu saya sedang bersama teman lagi buka laptop karena waktu itu kalo ngga salah saya minta dia download aplikasi buat laptop saya, tapi saya ngga mau nyebutin aplikasi apa, teman saya langsung pegang laptop saya dan membuka folder demi folder, kebetulan dia menemukan folder saya yang isinya artikel buat nulis di blog, dan langsung saya ceritakan ke teman saya kalo sekarang saya lagi belajar nulis artikel di blog, nah kebetulan artikel yang saya tulis itu berasal dari buku persis istilahnya copy paste. Buku itu baru beli beberapa waktu yang lalu di toko buku yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu Gramedia. Setelah teman saya mengetahui kalo saya suka baca buku, padahal itu buku pertama yang saya baca dan saya beli, dia langsung menawarkan sebuah novel yang sudah lama teman saya baca ke saya, kata teman saya sih keren ceritanya yaitu tentang kerajaan-kerajaan gitu lah, karena saya juga penasaran sama itu novel akhirnya saya pinjam itu novel buat dibaca di kost an. Awal-awal saya lihat dari judulnya memang lumayan keren, “THE FALSE PRINCE” atau kalo Bahasa Indonesia nya “PANGERAN PALSU”, dan juga synopsisnya yang di bagian kover belakang novel, langsung saya berpendapat kayanya emang bakalan keren ini novel.
Saya belajar meluangkan waktu di sela waktu saya yang sangat padat, maklum saya karyawan yang sambil melanjutkan sekolah juga, pada saat mulai membaca itu novel, setiap hari saya rutin membaca dua bab per hari, awalnya saya agak bosen juga, bosen di sini bukan bosen dari cerita itu novel, tapi bosen di sini yaitu kegiatan membacanya, maklum setelah lulus sekolah jarang banget yang namanya pegang buku, pulpen, dan kawan-kawan. Yaaa.. walaupun saya sekarang lagi belajar melanjutkan sekolah juga, tapi tetap berbeda rasanya jaman sekolah dengan jaman sudah bekerja. Ok kembali ke laptop, saya baca dua bab per hari, rutin selama berapa minggu, karena memang saya lihat itu novel babnya sampe puluhan jadi tidak mungkin selesai satu novel itu dalam sehari atau dua hari, perlahan di awal bab saya mencoba mengikuti alur ceritanya, saat saya sudah mulai menikmati alur ceritanya atau mungkin kebetulan lagi menjumpai bab yang ceritanya seru kadang bisa sampai empat atau lima bab saya baca yang pastinya sambil ditemani secangkir kopi.
Dalam novel tersebut bercerita tentang empat anak laki-laki yang diculik, keempat anak laki-laki itu penampilannya amat sangat mirip. Empat anak laki-laki itu Sage, Roden, Tobias, dan Latamer. Di bab awal salah satu di antara mereka harus ada yang gugur karena gara-gara sebuah pertanyaan, yaitu Latamer. Dari novel itu yang sangat mencuri perhatian tentu saja Sage, karena dia paling bandel, susah diatur, pandai dalam mencuri, tidak punya sopan santun sama orang yang lebih tua, bahkan sama bangsawan sekalipun, mungkin karena terbiasa hidup di jalanan.
Tidak jelas apa maksud bangsawan Conner menculik keempat anak laki-laki tersebut dari panti asuhan, mereka dididik dan dilatih secara keras, ternyata salah satu di antara mereka akan dijadikan pangeran palsu untuk menggantikan pangeran yang hilang atau terbunuh. Konsekuensi dari seleksi ini jika yang kalah atau tidak terpilih maka akan dibunuh, ini yang membuat mereka bertarung habis-habisan.
Penulis sangat pandai sekali dalam memunculkan karakter keempat anak laki-laki tersebut, yang membuat cerita susah untuk ditebak, tapi memang yang paling menonjol karakternya yaitu Sage. Dia sangat tidak mirip dari segi penampilan, tapi seiring berjalannya waktu mereka mulai untuk merubah agar semuanya terlihat seperti pangeran, siapakah dari keempat anak tersebut yang akan menjadi pangeran ?
Di awal saya kurang bisa mencerna alur cerita, tapi di 1/3 terakhir mulai muncul keseruan yang bisa bikin orang tidak berhenti untuk membaca ceritanya. Karakternya sangat menarik, obrolan-obrolan berat mulai dimunculkan. Ceritanya menurut saya sangat menarik, tapi dari segi terjemahannya ada beberapa bagian yang susah dicerna bahasanya yang membuat saya harus membaca berulang-ulang.
Penulis : Jennifer A. Nielsen
Penerjemah : Cindy Kristanto
Penyunting : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan 1, September 2013
Tebal : 392 halaman
ISBN : 978-979-229-832-1
Langsung saja, awalnya waktu saya sedang bersama teman lagi buka laptop karena waktu itu kalo ngga salah saya minta dia download aplikasi buat laptop saya, tapi saya ngga mau nyebutin aplikasi apa, teman saya langsung pegang laptop saya dan membuka folder demi folder, kebetulan dia menemukan folder saya yang isinya artikel buat nulis di blog, dan langsung saya ceritakan ke teman saya kalo sekarang saya lagi belajar nulis artikel di blog, nah kebetulan artikel yang saya tulis itu berasal dari buku persis istilahnya copy paste. Buku itu baru beli beberapa waktu yang lalu di toko buku yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu Gramedia. Setelah teman saya mengetahui kalo saya suka baca buku, padahal itu buku pertama yang saya baca dan saya beli, dia langsung menawarkan sebuah novel yang sudah lama teman saya baca ke saya, kata teman saya sih keren ceritanya yaitu tentang kerajaan-kerajaan gitu lah, karena saya juga penasaran sama itu novel akhirnya saya pinjam itu novel buat dibaca di kost an. Awal-awal saya lihat dari judulnya memang lumayan keren, “THE FALSE PRINCE” atau kalo Bahasa Indonesia nya “PANGERAN PALSU”, dan juga synopsisnya yang di bagian kover belakang novel, langsung saya berpendapat kayanya emang bakalan keren ini novel.
Saya belajar meluangkan waktu di sela waktu saya yang sangat padat, maklum saya karyawan yang sambil melanjutkan sekolah juga, pada saat mulai membaca itu novel, setiap hari saya rutin membaca dua bab per hari, awalnya saya agak bosen juga, bosen di sini bukan bosen dari cerita itu novel, tapi bosen di sini yaitu kegiatan membacanya, maklum setelah lulus sekolah jarang banget yang namanya pegang buku, pulpen, dan kawan-kawan. Yaaa.. walaupun saya sekarang lagi belajar melanjutkan sekolah juga, tapi tetap berbeda rasanya jaman sekolah dengan jaman sudah bekerja. Ok kembali ke laptop, saya baca dua bab per hari, rutin selama berapa minggu, karena memang saya lihat itu novel babnya sampe puluhan jadi tidak mungkin selesai satu novel itu dalam sehari atau dua hari, perlahan di awal bab saya mencoba mengikuti alur ceritanya, saat saya sudah mulai menikmati alur ceritanya atau mungkin kebetulan lagi menjumpai bab yang ceritanya seru kadang bisa sampai empat atau lima bab saya baca yang pastinya sambil ditemani secangkir kopi.
Dalam novel tersebut bercerita tentang empat anak laki-laki yang diculik, keempat anak laki-laki itu penampilannya amat sangat mirip. Empat anak laki-laki itu Sage, Roden, Tobias, dan Latamer. Di bab awal salah satu di antara mereka harus ada yang gugur karena gara-gara sebuah pertanyaan, yaitu Latamer. Dari novel itu yang sangat mencuri perhatian tentu saja Sage, karena dia paling bandel, susah diatur, pandai dalam mencuri, tidak punya sopan santun sama orang yang lebih tua, bahkan sama bangsawan sekalipun, mungkin karena terbiasa hidup di jalanan.
Tidak jelas apa maksud bangsawan Conner menculik keempat anak laki-laki tersebut dari panti asuhan, mereka dididik dan dilatih secara keras, ternyata salah satu di antara mereka akan dijadikan pangeran palsu untuk menggantikan pangeran yang hilang atau terbunuh. Konsekuensi dari seleksi ini jika yang kalah atau tidak terpilih maka akan dibunuh, ini yang membuat mereka bertarung habis-habisan.
Penulis sangat pandai sekali dalam memunculkan karakter keempat anak laki-laki tersebut, yang membuat cerita susah untuk ditebak, tapi memang yang paling menonjol karakternya yaitu Sage. Dia sangat tidak mirip dari segi penampilan, tapi seiring berjalannya waktu mereka mulai untuk merubah agar semuanya terlihat seperti pangeran, siapakah dari keempat anak tersebut yang akan menjadi pangeran ?
Di awal saya kurang bisa mencerna alur cerita, tapi di 1/3 terakhir mulai muncul keseruan yang bisa bikin orang tidak berhenti untuk membaca ceritanya. Karakternya sangat menarik, obrolan-obrolan berat mulai dimunculkan. Ceritanya menurut saya sangat menarik, tapi dari segi terjemahannya ada beberapa bagian yang susah dicerna bahasanya yang membuat saya harus membaca berulang-ulang.
Komentar
Posting Komentar