Rilis: 25 Desember 2014 (secara luas di Amerika Serikat)
Genre: Historical Thriller
Durasi: 114 menit
Sutradara: Morten Tyldum
Pemain: Benedict Cumberbatch, Keira Knightley, Matthew Goode, Mark Strong, Charles Dance, Allen Leech, Matthew Beard, Rory Kinnear
Studio: Black Bear Pictures, Bristol Automotive
Di sela waktu kosong saya iseng-iseng scroll daftar film di laptop yang belum lama saya minta dari teman, tiba-tiba saya penasaran melihat judul film ini, secara dilihat dari judulnya kayanya menarik, “The Imitation Game”. Saya termasuk orang yang kudet alias kurang apdet, karena dilihat dari tahun rilisnya, film ini sudah lumayan lama yaitu tahun 2014 atau empat tahun yang lalu. Tapi saya tidak terlalu peduli dengan itu, entah film lama atau pun baru jika rasanya belum saya tonton, dan rasa ingin menonton, maka saya pun akan menontonnya.
Jika anda saat ini menggunakan komputer canggih dalam bentuk PC maupun gadget, sedikit informasi tambahan untuk anda bahwa semua kecanggihan ini sebenarnya bermuara dari sebuah mesin rahasia milik pemerintah Inggris yang digunakan di perang dunia kedua. Dikenal sebagai mesin Turing, mesin ini menjadi cikal-bakal teknologi komputer yang penuh dengan kode-kode. Siapa sangka algortima matematika yang rumit dalam pengembangan komputer justru berawal dari kisah penuh konflik di masa peperangan. Kisah tersebut diangkat kedalam film berjudul The Imitation Game yang diangkat dari buku berjudul Alan Turing: The Enigma, karya Andrew Hodges yang membongkar rahasia selama hampir dari 50 tahun.
Kisah Nyata Perang Dunia II Puluhan Tahun Baru Terbongkar
Ini adalah kisah nyata dari seorang ahli kode bernama Alan Turing (Benedict Cumberbatch). Di sekitar tahun 1941 ketika terjadi perang dunia kedua, Alan Turing ikut bergabung kedalam misi rahasia yang diemban oleh kerajaan Inggris. Alan Turing yang juga seorang lulusan Universitas Cambridge, sangat gemar dalam hal memecahkan kode-kode rahasia yang telah ditekuninya sejak remaja.
Tugas rahasia ini yaitu memecahkan kode dari mesin pesan Enigma milik Jerman. Mesin pesan ini memiliki kode yang sangat rumit untuk dipecahkan, digunakan untuk mengirim pesan perintah tentara Nazi Jerman yang menjadi musuh utama Britania Raya. Alan Turing dan tim ahli enksripsi harus memecahkan kode pesan yang memiliki kemungkinan sebesar 159 triliun kode setiap harinya. Ini tentu hal diluar batas kemampuan manusia.
Untuk menyelesaikan tugas tersebut, akhirnya Alan Turing membuat mesin yang mampu memecah kode Enigma. Selain rancangan mesin tersebut sangat rumit, Alan Turing juga membutuhkan dana yang sangat besar yaitu 100 ribu poundsterling. Hal ini mendapat penentangan dari komandannya Alastair Denniston (Charles Dance), yang dan meragukan Alan Turing untuk benar-benar mewujudkan mesin tersebut.
Alan Turing semakin diragukan dan bahkan dicurigai sebagai mata-mata Uni Soviet karena sikapnya yang berbeda dari teman-teman setimnya. Alan cenderung ingin bekerja sendiri, enggan bergaul dan selalu merasa paling benar. Tapi Alan justru mendapat dukungan kuat dari panglima jenderal Stewart Menzies (Mark Strong) dan perdana menteri Inggris Sir Winston Churchill yang melihat ide-ide Alan memang sangat brilian. Bahkan Alan ditunjuk sebagai ketua dalam tim pemecah kode di Bletchley dan memiliki kewenangan untuk menentukan rencana kerja dalam timnya tersebut.
Kesulitan Alan bergaul membuatnya dikucilkan. Rekan-rekan setimnya mencurigai ada sesuatu hal yang sangat dirahasiakan dalam diri Alan Turing. Begitu pula dengan komandan Denniston yang sejak awal meragukan Alan Turing. Tapi hal tersebut akhirnya mulai cair setelah hadirnya anggota baru, seorang wanita cantik ahli matematika bernama Joan Clarke (Keira Knightley). Clarke seolah menjadi kunci sukses Alan meraih kepercayaan dari rekan-rekan dan atasannya itu. Meski rekannya tak lagi mencurigai Alan sebagai mata-mata, namun Alan memang masih menyembunyikan rahasia besar tentang jati dirinya. Apakah rahasia besar yang disembunyikan Alan Turing tersebut ?
Penuh Intrik, Drama Sejarah Bertaut Pesan-pesan Moral
Apa yang kita inginkan dari sebuah film bergenre drama sepertinya sudah sangat lengkap dihadirkan dalam film The Imitation Game. Apalagi film ini diangkat dari kisah nyata yang alurnya tak memiliki perbedaan dari kisah aslinya, untuk plot cerita tentu tak ada yang berlebihan. Imitation Game mengangkat kisah nyata pencetus mesin Turing dengan menyorot banyak angle konflik. Selain sejarah perang, konspirasi rahasia, juga mencakup kehidupan pribadi dan sosial dari seorang Alan Turing.
Morten Tyldum memilih aktor yang tepat untuk memerankan tokoh utama di film ini. Seorang aktor Inggris dengan aksen British yang kental dan perangai misterius dari Benedict Cumberbatch sukses menggambarkan pribadi seorang Alan Turing. Untuk film kali ini, Benedict Cumberbatch sepertinya punya kejutan yang belum pernah disaksikan oleh penggemarnya, bagaimana ia memerankan karakter unik dengan penuh penjiwaan dengan luapan-luapan emosi yang membuat penonton ikut dalam suasana. Bahkan kita akan tak pernah menyangka sebelumnya, saat sang aktor bisa menangis tersedu atau ketika anda merasa gemas dengan karakter sombong Alan Turing yang ia mainkan.
Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film, bisa dikutip dari beberapa quotes yang diucapkan para aktor. Seperti ketika Joan Clarke mengatakan “Now, if you wish you could have been normal… I can promise you I do not. The world is an infinitely better place precisely because you weren’t.,” yang tentunya mengartikan bahwa menjadi unik dan berbeda justru terkadang adalah hal yang terbaik. Atau quotes lain dari Alan Turing saat berkata “Do you know why people like violence? It is because it feels good. Humans find violence deeply satisfying. But remove the satisfaction, and the act becomes… hollow,” yang menunjukan sebagian orang memang senang membuat kekacauan demi kepuasan dari reaksi kekacauan yang dibuatnya.
Tak heran jika film ini menyabet 39 penghargaan di berbagai festival film Internasional.The Imitation Game juga telah dinominasikan dalam delapan kategori untuk piala Oscaar di Academy Awards 2015. The Imitation Game pastinya jadi salah satu film yang wajib anda nonton terutama bagi penggemar film drama juga film based-true-story.
Genre: Historical Thriller
Durasi: 114 menit
Sutradara: Morten Tyldum
Pemain: Benedict Cumberbatch, Keira Knightley, Matthew Goode, Mark Strong, Charles Dance, Allen Leech, Matthew Beard, Rory Kinnear
Studio: Black Bear Pictures, Bristol Automotive
Di sela waktu kosong saya iseng-iseng scroll daftar film di laptop yang belum lama saya minta dari teman, tiba-tiba saya penasaran melihat judul film ini, secara dilihat dari judulnya kayanya menarik, “The Imitation Game”. Saya termasuk orang yang kudet alias kurang apdet, karena dilihat dari tahun rilisnya, film ini sudah lumayan lama yaitu tahun 2014 atau empat tahun yang lalu. Tapi saya tidak terlalu peduli dengan itu, entah film lama atau pun baru jika rasanya belum saya tonton, dan rasa ingin menonton, maka saya pun akan menontonnya.
Jika anda saat ini menggunakan komputer canggih dalam bentuk PC maupun gadget, sedikit informasi tambahan untuk anda bahwa semua kecanggihan ini sebenarnya bermuara dari sebuah mesin rahasia milik pemerintah Inggris yang digunakan di perang dunia kedua. Dikenal sebagai mesin Turing, mesin ini menjadi cikal-bakal teknologi komputer yang penuh dengan kode-kode. Siapa sangka algortima matematika yang rumit dalam pengembangan komputer justru berawal dari kisah penuh konflik di masa peperangan. Kisah tersebut diangkat kedalam film berjudul The Imitation Game yang diangkat dari buku berjudul Alan Turing: The Enigma, karya Andrew Hodges yang membongkar rahasia selama hampir dari 50 tahun.
Kisah Nyata Perang Dunia II Puluhan Tahun Baru Terbongkar
Ini adalah kisah nyata dari seorang ahli kode bernama Alan Turing (Benedict Cumberbatch). Di sekitar tahun 1941 ketika terjadi perang dunia kedua, Alan Turing ikut bergabung kedalam misi rahasia yang diemban oleh kerajaan Inggris. Alan Turing yang juga seorang lulusan Universitas Cambridge, sangat gemar dalam hal memecahkan kode-kode rahasia yang telah ditekuninya sejak remaja.
Tugas rahasia ini yaitu memecahkan kode dari mesin pesan Enigma milik Jerman. Mesin pesan ini memiliki kode yang sangat rumit untuk dipecahkan, digunakan untuk mengirim pesan perintah tentara Nazi Jerman yang menjadi musuh utama Britania Raya. Alan Turing dan tim ahli enksripsi harus memecahkan kode pesan yang memiliki kemungkinan sebesar 159 triliun kode setiap harinya. Ini tentu hal diluar batas kemampuan manusia.
Untuk menyelesaikan tugas tersebut, akhirnya Alan Turing membuat mesin yang mampu memecah kode Enigma. Selain rancangan mesin tersebut sangat rumit, Alan Turing juga membutuhkan dana yang sangat besar yaitu 100 ribu poundsterling. Hal ini mendapat penentangan dari komandannya Alastair Denniston (Charles Dance), yang dan meragukan Alan Turing untuk benar-benar mewujudkan mesin tersebut.
Alan Turing semakin diragukan dan bahkan dicurigai sebagai mata-mata Uni Soviet karena sikapnya yang berbeda dari teman-teman setimnya. Alan cenderung ingin bekerja sendiri, enggan bergaul dan selalu merasa paling benar. Tapi Alan justru mendapat dukungan kuat dari panglima jenderal Stewart Menzies (Mark Strong) dan perdana menteri Inggris Sir Winston Churchill yang melihat ide-ide Alan memang sangat brilian. Bahkan Alan ditunjuk sebagai ketua dalam tim pemecah kode di Bletchley dan memiliki kewenangan untuk menentukan rencana kerja dalam timnya tersebut.
Kesulitan Alan bergaul membuatnya dikucilkan. Rekan-rekan setimnya mencurigai ada sesuatu hal yang sangat dirahasiakan dalam diri Alan Turing. Begitu pula dengan komandan Denniston yang sejak awal meragukan Alan Turing. Tapi hal tersebut akhirnya mulai cair setelah hadirnya anggota baru, seorang wanita cantik ahli matematika bernama Joan Clarke (Keira Knightley). Clarke seolah menjadi kunci sukses Alan meraih kepercayaan dari rekan-rekan dan atasannya itu. Meski rekannya tak lagi mencurigai Alan sebagai mata-mata, namun Alan memang masih menyembunyikan rahasia besar tentang jati dirinya. Apakah rahasia besar yang disembunyikan Alan Turing tersebut ?
Penuh Intrik, Drama Sejarah Bertaut Pesan-pesan Moral
Apa yang kita inginkan dari sebuah film bergenre drama sepertinya sudah sangat lengkap dihadirkan dalam film The Imitation Game. Apalagi film ini diangkat dari kisah nyata yang alurnya tak memiliki perbedaan dari kisah aslinya, untuk plot cerita tentu tak ada yang berlebihan. Imitation Game mengangkat kisah nyata pencetus mesin Turing dengan menyorot banyak angle konflik. Selain sejarah perang, konspirasi rahasia, juga mencakup kehidupan pribadi dan sosial dari seorang Alan Turing.
Morten Tyldum memilih aktor yang tepat untuk memerankan tokoh utama di film ini. Seorang aktor Inggris dengan aksen British yang kental dan perangai misterius dari Benedict Cumberbatch sukses menggambarkan pribadi seorang Alan Turing. Untuk film kali ini, Benedict Cumberbatch sepertinya punya kejutan yang belum pernah disaksikan oleh penggemarnya, bagaimana ia memerankan karakter unik dengan penuh penjiwaan dengan luapan-luapan emosi yang membuat penonton ikut dalam suasana. Bahkan kita akan tak pernah menyangka sebelumnya, saat sang aktor bisa menangis tersedu atau ketika anda merasa gemas dengan karakter sombong Alan Turing yang ia mainkan.
Banyak pesan moral yang disampaikan dalam film, bisa dikutip dari beberapa quotes yang diucapkan para aktor. Seperti ketika Joan Clarke mengatakan “Now, if you wish you could have been normal… I can promise you I do not. The world is an infinitely better place precisely because you weren’t.,” yang tentunya mengartikan bahwa menjadi unik dan berbeda justru terkadang adalah hal yang terbaik. Atau quotes lain dari Alan Turing saat berkata “Do you know why people like violence? It is because it feels good. Humans find violence deeply satisfying. But remove the satisfaction, and the act becomes… hollow,” yang menunjukan sebagian orang memang senang membuat kekacauan demi kepuasan dari reaksi kekacauan yang dibuatnya.
Tak heran jika film ini menyabet 39 penghargaan di berbagai festival film Internasional.The Imitation Game juga telah dinominasikan dalam delapan kategori untuk piala Oscaar di Academy Awards 2015. The Imitation Game pastinya jadi salah satu film yang wajib anda nonton terutama bagi penggemar film drama juga film based-true-story.
Komentar
Posting Komentar