Etika berasal dari bahasa Yunani kuno “Ethos” dalam bentuk tunggal berarti adat, akhlak, watak, perasaan, sikap dan cara berpikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kebiasaan. Arti terakhir inilah menjadi latar belakang terbentuknya istilah “etika” yang oleh filsuf Yunani Aristoteles (384-322) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi etika secara etimologis berarti ilmu tentang apa yang dilakukan atau ilmu tentang adat istiadat.
Pengertian etika sering disamakan dengan moralitas. Moralitas berasal dari kata latin ”Mos” (jamak: mores) yang berarti kebiasaan, adat istiadat. Jadi pengertian secara etimologi, etika dan moralitas berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagi manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang tetap dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah kebiasaan.
2. Amoral dan Immoral
Amoral dalam istilah Inggris diterangkan sebagai “Un concerned with”, Out of the sphere of moral”, “non moral” yang artinya tidak berhubungan dengan konteks moral, diluar suasana etis, atau sebagai tindakan yang tidak punya sangkut paut dengan moralitas. Jadi bersifat netral artinya tindakan itu tidak bisa dinilai dengan menggunakan tolak ukur moralitas. Dengan kata lain, tindakan yang amoral tidak bisa dinilai salah atau benar secara moral.
Kata Immoral dalam bahasa Inggris sebagai “opposed to morality”; “morally evil”, ini artinya bertententangan dengan moralitas yang baik, secara moral buruk, tidak etis atau sebagai suatu tindakan yang bertentangan atau melanggar moralitas. Jadi tindakan immoral adalah tindakan yang jelas-jelas salah dari segi moralitas dan perlu dikutuk.
3. Etika dan Etiket
Etiket berasal dari kata Perancis “Etiquette” yang berarti kartu undangan. Awalnya biasa dipakai oleh raja-raja Perancis bila mengadakan pesta-pesta. Pada saat sekarang etiket lebih menitik beratkan pada cara berbicara yang sopan, cara duduk, menerima tamu dan lain-lain.
4. Teori Etika
a. Etika Deontologi
Istilah “deontologi” berasal dari kata Yunani “deon” yang berarti kewajiban. Karena itu etika deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik . Menurut etika ini suatu tindakan bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri baik pada dirinya sendiri.
b. Etika Teleologi
Etika ini mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkann oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.
Ada dua aliran dalam etika teleologi yaitu
1) Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
2) Etika Utilitarianisme
Mengacu pada tujuan dan mendasarkan baik buruknya suatu keputusan pada tujuan atau akibat atau hasil yang akan diperoleh.
Komentar
Posting Komentar