Judul : The Runaway King (The Ascendance Trilogy #2)
Penulis : Jennifer A. Nielsen
Penerjemah : Cindy Kristanto
Penyunting : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : 376 halaman
ISBN : 978-602-03-0484-7
"Beberapa minggu setelah Jaron naik takhta, ada yang berusaha membunuhnya. Desas-desus bahwa sebentar lagi pecah perang pun merebak di balik dinding-dinding istana, dan Jaron merasa suasana di Carthya makin lama makin tegang. Dalam waktu singkat, ia sadar bahwa kepergiannya dari Carthya mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan kerajaan itu".
Setelah Sage berhasil diangkat sebagai pangeran Carthya yaitu dengan mendapat gelar Pangeran Jaron di akhir cerita novel “PANGERAN PALSU” atau “THE FALSE PRINCE”, di novel serie keduanya yaitu “RAJA YANG MINGGAT” atau “THE RUNAWAY KING” dia dihadapkan dengan tantangan yaitu kerajaan yang tidak damai dan mendapatkan ancaman dari bajak laut yang rupanya belum selesai berurusan dengan masalah 4 tahun yang lalu.
Mereka memberinya ancaman bahwa mereka akan menyerang Carthya jika Jaron tidak menyerahkan diri kepada bajak laut. Selain itu, Para regen meremehkan pemerintahan Jaron karena usianya yang masih muda. Serta, mereka juga mengusulkan pemilihan wali untuk menggantikan Jaron sementara sampai Jaron cukup umur.
Demi menyelamatkan kerajaan, ia tahu dirinya harus pergi untuk melakukan sesuatu demi menyelamatkan kerajaannya. Akan tetapi misi dirinya sendiri itu sangat berbahaya. Berhasilkah ia menyelamatkan kerajaan yang nyaris hancur?
Tentu saja ia sudah kembali dan sifatnya tetap saja belum berubah dan justru aku malah tambah menyukainya. Yang paling aku suka dari karakter Jaron ini adalah ia sangat berani, nekat, keras kepala dan tidak mudah putus asa. Bukan Jaron namanya kalau tidak ada sarkasmenya.
Sungguh, aku rasa aku akan memasukkan sudut pandang Jaron ini ke dalam list sudut pandang terfavoritku. Cerita ini diceritakan dari sudut pandang pertama dan penulis menceritakannya seperti diceritakan face to face oleh Jaron. Awalnya aku merasa bosan dan cerita berjalan lambat, aku sempat bilang di dalam hati 'Masalah Jaron kan di bajak laut ini kenapa malah kemana-mana?'. Kalian yang sempat bosan diawal cerita, aku sarankan untuk tetap melanjutkan. Karena penulis memang sengaja menceritakan secara pelan-pelan dan nantinya akan berhubungan. Dijamin bakal blown away oleh buku ini.
Daritadi aku membahas karakter Jaron terus saatnya aku membahas karakter lainnya. Tentu saja ada kehadiran tokoh baru dalam buku ini, yaitu Fink yang penakut, Erick dll. Aku tidak akan membahas banyak tentang tokoh baru ini takutnya spoiler jadinya hehe. Ya, tentu saja Mott, Tobias, dan Amarinda juga hadir dalam buku ini. Okay, sepertinya kalian menyadari ada 1 tokoh yang belum aku sebutkan. Ya, aku sengaja karena tokoh ini juga merupakan tokoh favoritku selain Jaron yaitu, Imogen!!!!! BUT, JARON AND IMOGEN..... ARGH I SHIP THEM!
Jaron juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa meskipun jalan buntu. Apapun masalahnya kita tidak boleh takut untuk menghadapi. Selain itu, buku ini juga mengajarkan kesetiaan. Aku penasaran dengan ending dari trilogy ini, The Shadow Throne.
Bagi yang merasa buku pertamanya kurang memuaskan, coba deh kalian beri kesempatan untuk membaca lanjutannya.
Penulis : Jennifer A. Nielsen
Penerjemah : Cindy Kristanto
Penyunting : Primadonna Angela
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : 376 halaman
ISBN : 978-602-03-0484-7
"Beberapa minggu setelah Jaron naik takhta, ada yang berusaha membunuhnya. Desas-desus bahwa sebentar lagi pecah perang pun merebak di balik dinding-dinding istana, dan Jaron merasa suasana di Carthya makin lama makin tegang. Dalam waktu singkat, ia sadar bahwa kepergiannya dari Carthya mungkin merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan kerajaan itu".
Setelah Sage berhasil diangkat sebagai pangeran Carthya yaitu dengan mendapat gelar Pangeran Jaron di akhir cerita novel “PANGERAN PALSU” atau “THE FALSE PRINCE”, di novel serie keduanya yaitu “RAJA YANG MINGGAT” atau “THE RUNAWAY KING” dia dihadapkan dengan tantangan yaitu kerajaan yang tidak damai dan mendapatkan ancaman dari bajak laut yang rupanya belum selesai berurusan dengan masalah 4 tahun yang lalu.
Mereka memberinya ancaman bahwa mereka akan menyerang Carthya jika Jaron tidak menyerahkan diri kepada bajak laut. Selain itu, Para regen meremehkan pemerintahan Jaron karena usianya yang masih muda. Serta, mereka juga mengusulkan pemilihan wali untuk menggantikan Jaron sementara sampai Jaron cukup umur.
Demi menyelamatkan kerajaan, ia tahu dirinya harus pergi untuk melakukan sesuatu demi menyelamatkan kerajaannya. Akan tetapi misi dirinya sendiri itu sangat berbahaya. Berhasilkah ia menyelamatkan kerajaan yang nyaris hancur?
Tentu saja ia sudah kembali dan sifatnya tetap saja belum berubah dan justru aku malah tambah menyukainya. Yang paling aku suka dari karakter Jaron ini adalah ia sangat berani, nekat, keras kepala dan tidak mudah putus asa. Bukan Jaron namanya kalau tidak ada sarkasmenya.
Sungguh, aku rasa aku akan memasukkan sudut pandang Jaron ini ke dalam list sudut pandang terfavoritku. Cerita ini diceritakan dari sudut pandang pertama dan penulis menceritakannya seperti diceritakan face to face oleh Jaron. Awalnya aku merasa bosan dan cerita berjalan lambat, aku sempat bilang di dalam hati 'Masalah Jaron kan di bajak laut ini kenapa malah kemana-mana?'. Kalian yang sempat bosan diawal cerita, aku sarankan untuk tetap melanjutkan. Karena penulis memang sengaja menceritakan secara pelan-pelan dan nantinya akan berhubungan. Dijamin bakal blown away oleh buku ini.
Daritadi aku membahas karakter Jaron terus saatnya aku membahas karakter lainnya. Tentu saja ada kehadiran tokoh baru dalam buku ini, yaitu Fink yang penakut, Erick dll. Aku tidak akan membahas banyak tentang tokoh baru ini takutnya spoiler jadinya hehe. Ya, tentu saja Mott, Tobias, dan Amarinda juga hadir dalam buku ini. Okay, sepertinya kalian menyadari ada 1 tokoh yang belum aku sebutkan. Ya, aku sengaja karena tokoh ini juga merupakan tokoh favoritku selain Jaron yaitu, Imogen!!!!! BUT, JARON AND IMOGEN..... ARGH I SHIP THEM!
Jaron juga mengajarkan kita untuk tidak mudah putus asa meskipun jalan buntu. Apapun masalahnya kita tidak boleh takut untuk menghadapi. Selain itu, buku ini juga mengajarkan kesetiaan. Aku penasaran dengan ending dari trilogy ini, The Shadow Throne.
Bagi yang merasa buku pertamanya kurang memuaskan, coba deh kalian beri kesempatan untuk membaca lanjutannya.
Komentar
Posting Komentar