Truth or dare adalah permainan yang cukup populer di berbagai Negara, termasuk Indonesia. Dalam permainan ini, anda dan teman-teman ditantang untuk memilih jujur atau menerima tantangan yang diberikan.
Tampak seru memang, mendengar teman terdekat mengungkapkan sesuatu secara jujur, apalagi jika jawabannya tak disangka-sangka. Begitu juga saat melihat mereka mau melakukan tantangan yang seru, bahkan ajaib.
Kebanyakan orang mengira bahwa permainan ini hanyalah permainan bodoh atau aneh saja. Sebenarnya dengan permainan ini kita dapat menguji mental kita. Sebuah permainan “ekstrim” yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi anda. Ekstrim yang dimaksud disini bukanlah hal yang menguras tenaga ataupun berbahaya, tapi akan menantang kepribadian dan mental kita.
Ngomongin masalah permainan truth or dare, saya sendiri pernah main permainan ini dan merasakan sendiri serunya, atau bahkan bukan seru saja, tapi menegangkan, takut, lucu, dan pokoknya nano-nano. Waktu itu, saya lagi ada acara liburan kampus di puncak Bogor. Jujur, saya awalnya belum tahu ini permainan apaan, tapi setelah pikir-pikir dari namanya jadi agak sedikit paham. Permainan ini dimainkan saat momen Makrab atau malam akrab, emang selama ini sama teman-teman kampus itu bawaannya pada jaim-jaim, gak waktu di kampus yang face to face atau pun di grup chatting, bawaannya kaku mulu, kaya kanebo kering.
Sebenarnya sudah dari awal kita juga pengen ngadain liburan gitu, Cuma berhubung kita kelas karyawan, jadi setiap mau ngadain, ada saja beberapa yang ngga bisa ikutan, baru waktu semester tiga kita bisa ngadain jalan-jalan.
Kembali ke truth or dare lagi, dari permainan ini hal-hal yang sebelumnya belum diketahui sama teman sekelas akhirnya setelah bermain permainan ini semua sisi gelap, perasaan terpendam, atau hal konyol lainnya yang pernah teman alami terungkap semua disini, bahkan ada yang ngungkapinnya sampai nangis, kaya ditinggal mantan nikah, diputusin sama pacar, hahaha…. Kocak pokoknya. Bahkan ada loh dia orangnya sangat rapih, tapi di sisi lain dia suka klabing, it’s not problem.
Itu dari sisi truth-nya, tidak sedikit juga yang ambil dare-nya, kaya misal sama teman dikasih tantangan makan kue pakai sambal, atau yang lainnya. Saya ingat sekali, saat itu saya ambil truth, dan teman saya menanyakan pertanyaan yang memang sedang saya alami, yaitu tentang masalah gebetan. Awalnya saya jawabnya sambil bercanda-canda, ketawa-ketawa, dan berusaha menghindar, tapi apalah daya karena teman-teman menginterogasi secara membabi buta dan juga ini sebuah tantangan dari banyak orang, tidak fair rasanya kalo tidak menjawab. Akhirnya, saya pun menjawab sesuai hati nurani, dan mungkin sebenarnya teman juga banyak yang sudah tahu tentang hal ini.
Sejak permainan ini, memang benar sesuai temanya, Makrab (malam akrab). Jadi, kita satu sama lain saling akrab, saling terbuka, saling tahu, saling support satu sama lain. Dan yang paling berkesan disini adalah saya merasa beban saya berkurang sedikit, karena sedikit tercurahkan perasaan dalam diri saya, hahaha… ngomong opo toh lek lek…
Yang saya sayangkan ada seseorang yang saya harapkan ikut tapi ternyata tidak ikut, mungkin akan beda cerita jika seseorang itu bisa ikut. Tapi ngga apa-apa, mungkin dia ada halangan kerja atau apa, yang pasti apa-apa yang terpendam dalam diri saya sudah tersampaikan walaupun ke teman-temannya.
Tampak seru memang, mendengar teman terdekat mengungkapkan sesuatu secara jujur, apalagi jika jawabannya tak disangka-sangka. Begitu juga saat melihat mereka mau melakukan tantangan yang seru, bahkan ajaib.
Kebanyakan orang mengira bahwa permainan ini hanyalah permainan bodoh atau aneh saja. Sebenarnya dengan permainan ini kita dapat menguji mental kita. Sebuah permainan “ekstrim” yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi anda. Ekstrim yang dimaksud disini bukanlah hal yang menguras tenaga ataupun berbahaya, tapi akan menantang kepribadian dan mental kita.
Ngomongin masalah permainan truth or dare, saya sendiri pernah main permainan ini dan merasakan sendiri serunya, atau bahkan bukan seru saja, tapi menegangkan, takut, lucu, dan pokoknya nano-nano. Waktu itu, saya lagi ada acara liburan kampus di puncak Bogor. Jujur, saya awalnya belum tahu ini permainan apaan, tapi setelah pikir-pikir dari namanya jadi agak sedikit paham. Permainan ini dimainkan saat momen Makrab atau malam akrab, emang selama ini sama teman-teman kampus itu bawaannya pada jaim-jaim, gak waktu di kampus yang face to face atau pun di grup chatting, bawaannya kaku mulu, kaya kanebo kering.
Sebenarnya sudah dari awal kita juga pengen ngadain liburan gitu, Cuma berhubung kita kelas karyawan, jadi setiap mau ngadain, ada saja beberapa yang ngga bisa ikutan, baru waktu semester tiga kita bisa ngadain jalan-jalan.
Kembali ke truth or dare lagi, dari permainan ini hal-hal yang sebelumnya belum diketahui sama teman sekelas akhirnya setelah bermain permainan ini semua sisi gelap, perasaan terpendam, atau hal konyol lainnya yang pernah teman alami terungkap semua disini, bahkan ada yang ngungkapinnya sampai nangis, kaya ditinggal mantan nikah, diputusin sama pacar, hahaha…. Kocak pokoknya. Bahkan ada loh dia orangnya sangat rapih, tapi di sisi lain dia suka klabing, it’s not problem.
Itu dari sisi truth-nya, tidak sedikit juga yang ambil dare-nya, kaya misal sama teman dikasih tantangan makan kue pakai sambal, atau yang lainnya. Saya ingat sekali, saat itu saya ambil truth, dan teman saya menanyakan pertanyaan yang memang sedang saya alami, yaitu tentang masalah gebetan. Awalnya saya jawabnya sambil bercanda-canda, ketawa-ketawa, dan berusaha menghindar, tapi apalah daya karena teman-teman menginterogasi secara membabi buta dan juga ini sebuah tantangan dari banyak orang, tidak fair rasanya kalo tidak menjawab. Akhirnya, saya pun menjawab sesuai hati nurani, dan mungkin sebenarnya teman juga banyak yang sudah tahu tentang hal ini.
Sejak permainan ini, memang benar sesuai temanya, Makrab (malam akrab). Jadi, kita satu sama lain saling akrab, saling terbuka, saling tahu, saling support satu sama lain. Dan yang paling berkesan disini adalah saya merasa beban saya berkurang sedikit, karena sedikit tercurahkan perasaan dalam diri saya, hahaha… ngomong opo toh lek lek…
Yang saya sayangkan ada seseorang yang saya harapkan ikut tapi ternyata tidak ikut, mungkin akan beda cerita jika seseorang itu bisa ikut. Tapi ngga apa-apa, mungkin dia ada halangan kerja atau apa, yang pasti apa-apa yang terpendam dalam diri saya sudah tersampaikan walaupun ke teman-temannya.
Komentar
Posting Komentar